Skripsi-skripsi Farmasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT UNTUK MEMBELI OBAT GENERIK DI KELURAHAN GEDONGKIWO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA INTISARI 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat masyarakat untuk membeli obat generik di kelurahan Gedongkiwo, kecamatan Mantrijeron, kota Yogyakarta, dan untuk mengetahui faktor yang lebih kuat pengaruhnya terhadap minat masyarakat membeli obat generik; di antara faktor sikap dan norma subyektif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Bahan yang digunakan adalah data primer, sedangkan alat yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria: masyarakat kelurahan Gedongkiwo, kecamatan Mantrijeron, kota Yogyakarta yang akan, sedang atau telah melakukan pembelian obat generik, berumur lebih dari 15 tahun dan berpendidikan minimal SLTP, memiliki pekerjaan dan pendapatan (gaji). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 150 orang yang diambil secara proporsional dan random dari 18 RW. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Rata-rata skor minat untuk membeli obat generik sebesar 3,11 dengan deviasi standar 0,45. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Gedongkiwo untuk membeli obat generik tergolong kuat. (2) Variabel yang lebih kuat pengaruhnya terhadap minat masyarakat Gedongkiwo untuk membeli obat generik adalah norma subjektif. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi baku β2=0,494, yang lebih besar dibanding nilai koefisien regresi baku variabel sikap (β1=0,446). Kata kunci: obat generik, sikap, norma subyektif, minat ABSTRACT Introduction Colorectal cancer (CRC) are the second most common of cancerrelated deaths in developed countries. In Indonesia, the incidence of colon and rectal cancer ranks as one of the ten most common cancer in country. Observation from the archived data especially in RS Dr Sardjito showed the increased in numbers in the most recent consecutive years alone, 2002 to 2004. The barium enema examination (BEE) is the mainstay of radiologic in detection of colorectal cancer. It is an accurate, cost-effective, and safe method with the overall sensitivity is greater than 90% for the detection of adenomas larger than 1 cm. There are two types of BEE namely single contrast and double contrast barium enema. The double contrast examination has greater sensitivity for the detection of lesions smaller than 1 cm. Usually, both are being used in the radiologic setting in detecting CRC which the timely diagnosis later was confirmed by histopathologic test as gold standard procedure. The objective of the study was to determine the accuracy of BEE as routinely performed in the detecting clinically important CRC in RS DR Sardjito, as well as to correlate between BEE and histopathological finding. The hypothesis was, BEE was accurate and has a correlation with histopathological finding in detecting CRC. Method Retrospective-descriptive study was carried out on 223 subjects of CRC whose undergone Colon In Loop with BEE and histopathological examination from January 2002 to December 2004. The aim in this study was to evaluate the accuracy of barium enema in detecting CRC at RS Dr Sardjito with the used of histopathological findings as a gold standard. Data were analyzed using Table 2 X 2 and Spearman rank correlation. Results The results showed a significance (p<0.05) between the BEE and histological finding in detecting CRC. However, the accuracy of BEE was not high enough due to the biases that occurred in the study design (82%). Conclusion The hypothesis was accepted. The utility of barium radiography mostly dependent upon the skill of the radiologist in reading the subtleties of the resultant film. Additionally, successful studies are dependent upon the patient’s preparation and cooperation during the procedure as well as the result interpretation and double reading from the histopathological findings. Keywords:Barium enema, detection, colorectal cancer,histopathologic.
PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN OBAT DI BANGSAL PENYAKIT DALAM HOSPITAL PAKAR PERDANA DI KELANTAN, MALAYSIA INTISARI
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan tingkat kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dua unsur yang terpenting dalam penilaian pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pemakai jasa (pasien), dan pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui persepsi pasien sebagai pengguna layanan rawat inap terhadap kualitas pelayanan obat di bangsal penyakit dalam Hospital Pakar Perdana, Malaysia. Penelitian ini bersifat deskriptif non-eksperimental yang memberikan gambaran tentang pelayanan yang diberikan oleh bangsal penyakit dalam Hospital Pakar Perdana Kelantan, Malaysia. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan realibilitas sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling sebanyak 100 responden. Data telah diuji dengan mencari mean, dan standard deviation. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pasien mempunyai persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan obat pada pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam Hospital Pakar Perdana. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa pasien mempunyai penilaian yang baik terhadap dimensi tangible, pasien mempunyai penilaian yang baik terhadap realibility, pasien mempunyai penilaian yang baik terhadap responsiveness, pasien mempunyai penilaian yang baik terhadap assurance, dan pasien mempunyai penilaian baik terhadap empathy. Kata Kunci: Persepsi pasien, rawat inap dan kualitas pelayanan obat Kumpulan Skirpsi Dan Tesis Gratis

Category: ,

INFO BISNIS