Sikap Politik Non-demokratis (Golput)


kampanye damai pemilu indonesia 2009
V

isi dan misi masing-masing calon untuk membangun bangsa tidak sama sehingga ia tidak bisa menetukan mana yang layak dipilih, atau juga karena sama sekali tidak tahu arti dan pentingnya adanya sebuah pemimpin negara sehingga akhirnya “golput”lah yang menjadi sasaran alternatif. Padahal –secara demokratis- negara sudah memberikan haknya bagi tiap-tiap warga untuk memberikan hak pilihnya.

Jadi, kalau hak ini tidak dimanfatkan berarti ia menyia-nyiakan haknya sendiri. Sedangkan menyia-nyiakan haknya sendiri -secara demokrsi bahkan dalam agama tidak diperbolehkan- bagi komonitas “golput”, golongan putih, sikap ini dianggap cara yang lebih baik dan sangat demokratis bahkan dianggap bagian dari sikap bernuansa politik.

Logika sederhanya, adalah bahwa “golput” berpandangan bahwa jika masing-msing calon presiden tidak dianggap layak untuk dipilih maka lebih baik negara ini kosong dari seorang pemimpin. Jika demikian, maka gawat negara kita bisa hancur berantakan. Apakah kita menginginkn keadaan negara kita demikian? Kalau tidak mengapa harus “ Golput”.

Dalam agama saja sikap seperti itu tidak diperbolehkan, bahkan di dalam hadis ada anjuran jika di antara kalian bertiga bepergian maka pilihlah salah satu di antara kalian sebagai pemimpin. Ini menunjukkan supaya ada yang mengatur. Apalagi dalam sebuah negara yang cukup besar dengan penduduk yang cukup banyak.

Oleh karena itu, diharapkan pada pilpres 2009 tidak ada lagi “golput”, semua masyarakat harus menggunakan hak pilihnya agar pemilihan berlangsung dengan sehat dan demokratis.

Sekarang bukanlah masa sebagaimana orde baru, sekarang sudah terbuka bagi siapapun, tidak ada seorangpun yang mendapat
tekanan dari pemerintah, semuanya harus berjalan secara demokratis dan konstitusional.

Kalau masa orde baru pemilihannya cukup diwakilkan pada wakil rakyat, bukan pemilihan langsung. Itupun tidak cukup mewakili semua aspirasi rakyat karena hasil pemilihannya tidak sesui dengan harapan rakyat, sikap memihak pada kalompoknya masih mendominasi dan tidak demokratis. Bahkan tidak konstitusional. Oleh karena itu, perjuangan keras para wakil rakyat untuk mewujudkan negara yang demokratis harus dihargai dan betul-betul dimanfaatkan sebagimana mestinya.

Jika kita perhatikan perjungan para wakil rakyat untuk mewujudkan negara yang demokratis maka masyarakat akan sadar bahwa itu bukanlah perjuangan yang mudah ditempuh; harus mengorbankan jiwa raga, pikiran dan semacamnya. Oleh karena itu, saya sebagai rakyat bawah mengharapkan pada Pilpres 2009 tidak ada lagi yang namanya ”golput” dan semuanya harus berjalan secara konstitusional.
Sumber :/citizennews.suaramerdeka.com
Pendapat Anda Tentang Golput

Category: ,

INFO BISNIS

1 comment

Trackback URL | Comments RSS Feed

  1. Anonymous says:

    for more details
    www.divinesaints.com

     

Leave a Reply